Kampus Idamanku
Ya, mungkin bagi sebagian orang mimpi S2 hanyalah angan belaka. Bagiku mimpi S2 adalah cita-citaku sejak kecil, sejak pertama kali kagum dengan Pak Habibie hingga kagum melihat robot ciptaan Jepang. Kali ini aku bercerita mengenai kampus idamanku. Mungkin sudah selangkah menuju kampus impianku, tapi masih jauh untuk menjadi bagian dari kampus itu.
Oke ini pict-nya.
Oke ini pict-nya.
Tuh keren kan? Ini sih Fakultas Kedokterannya. Tapi bangunannya stylish abiss. 11/12 sama JICA FPMIPA UPI lah heheu. (maklum alumni JICA)
Bagi yang sudah tau, nama kampus ini adalah the Australian National University, people called them with its nickname ANU (read: Enyu bukan anu in bahasa).
Tahun lalu, gw berusaha mencari jejak-jejak payung penelitian di kampus ini, dan berhasil memperoleh jawaban dari salah satu mahasiswa S3 di sana (alumni Matematika ITB). Dan alhasil gw berhasil memperoleh koneksi ke salah satu dosen disana untuk bidang Aljabar Operator. Selidik punya selidik, kamus ini salah satu kampus terbaik di Asia. Kampus riset, nah karena cita-cita gw menjadi matematikawan, gw berharap bisa melanjutkan studi di kampus ini.
Sebulan lebih persiapan untuk pendaftaran menjadi mahasiswa mulai dari translate ijazah, transkrip, IELTS dan passport. Alhasil gw berhasil mendapatkan LoA Conditional dari ANU. Yeyeye! One step clooooseer... Thank God
Nih penampakannya guys
Baam... biaya kuliahnya ehm maksudnya Tuition Fee-nya over parah. 37ribu AUD$ damn. Sekitar 375juta dengan biaya di awal 25ribu AUD$ (untuk asuransi dan jaminan gitu). Setengah miliar rupiah cuma buat S2 aja? WTH. Hellow... Kalo gw (eh bapak gw) punya uang sebesar itu mending biayain gw nikah, trus beli rumah/mobil baru dah. TERKENDALA di biaya.
Mulai dari LPDP, AAS, Beasiswa Unggulan, dll gw coba untuk memperoleh subsidi dana.
Sial. Setahun sudah berlalu, gw gagal dalam semua beasiswa ada yang lolos tahap 1, tahap 2-nya gagal, bahkan tahap ke-3 juga gagal. Sampai akhirnya IPB memanggilku untuk S2 disana (Yap dapat LoA Unconditional) dengan biaya yang bisa dijangkau oleh seorang guru matematika sepertiku yang gajinya (Ehm jauh di bawah UMR Bekasi).
tapi, gw GA NYERAH. Siapa tahu ketika S2 di IPB, gw bisa melanjutkan mimpi yang tertinggal, atau bahkan ajuan lamaran beasiswaku tahun ini ada yang lolos hingga akhir. Rezeki sudah Tuhan atur, tinggal kita mengejarnya dan mensyukurinya. Andaikan tidak bisa S2 di ANU, mungkin bisa S3 di sana. Mohon doanya.
tapi, gw GA NYERAH. Siapa tahu ketika S2 di IPB, gw bisa melanjutkan mimpi yang tertinggal, atau bahkan ajuan lamaran beasiswaku tahun ini ada yang lolos hingga akhir. Rezeki sudah Tuhan atur, tinggal kita mengejarnya dan mensyukurinya. Andaikan tidak bisa S2 di ANU, mungkin bisa S3 di sana. Mohon doanya.
#MengejarlangkahDEWA
Komentar
Posting Komentar